Selasa, 27 September 2022

Ekstrakurikuler Sebagai Wadah Pengembangan Karir Murid Berkebutuhan Khusus

 

Awalnya, saat pertama kali mengajar di sekolah. Saya mengamati beberapa murid menunjukkan minat dan bakat berkarya seni. Misalnya melukis, tapi belum ada kegiatan untuk mengembangkan potensi murid. Temuan hasil pengamatan ini membuat saya resah, karena tanpa ada wadah untuk mengasah kreativitas dan potensi diri, murid ABK tak akan dapat melatih kemandirian dan mengembangkan karir setelah lulus nanti.

Tantangan yang saya hadapi menemui kendala pada murid ABK bervariasi karakteristik dan kemampuan cara belajar. Kendala ini yang saya temui mempengaruhi proses pengembangan potensi dan karir murid. Misalnya,  murid ABK DS (Down Syndrome) masih malu-malu dan kurang percaya diri dalam mengasah minat melukisnya di kelas, apalagi waktu yang diberikan di kegiatan pembelajaran terbatas. Selain itu, jam mata pelajaran seni budaya juga tidak mampu menunjang proses pengembangan minat melukis, karena tujuan pembelajaran tidak selaras dengan cara belajar murid ABK yang bervariasi individu. Mengingat bahwa tujuan mengembangkan minat, bakat dan potensi murid ABK tidak sama dengan murid non-disabilitas. Cara belajar murid ABK membutuhkan proses bertahap-tahap yang kompleks dan waktu panjang.

Saya melakukan percakapan santai dengan rekan guru, kepala sekolah, dan ketua yayasan tentang rencana kegiatan tambahan bernama ekstrakurikuler. Tujuan kegiatan eksul untuk mengembangkan kreativitas, bakat, potensi, mandiri dan karir murid. Setelah itu, saya membuat rencana program kegiatan eksul dengan konsep inklusi. Fasilitas sarana prasarana disediakan sesuai assesmen, kebutuhan belajar murid, dan kondisi kesiapan sekolah. Murid dapat memilih jenis eskul sesuai minat masing-masing. Murid yang bercita-cita mau jadi pelukis, memilih eksul melukis. Murid yang bercita-cita mau jadi pengrajin kain shibori, memilih eskul shibori. Murid yang bercita-cita mau jadi petani, memilih eskul hidroponik.

Setelah melalui proses yang panjang dan bertahap-tahap, bakat dan potensi murid berkembang menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Murid-murid dapat mengeksplorasi kreativitas dan memberdayakan diri, bahkan setelah lulus ada murid memilih karir sebagai wirausaha. Salah satu murid ABK DS (Down Syndrome) setelah mengikuti kegiatan eskul melukis selama 2 tahun, dia mulai menunjukkan rasa percaya diri dan tidak malu-malu serta mampu menggambar dan mewarnai secara mandiri. Selain itu, saya dapat menularkan semangat berdaya untuk murid pada sesama rekan guru, sehingga beberapa kegiatan eksul dibuat sesuai keahlian guru tersebut.

 

Penulis: Annisa Anggraini, S. Pd

Guru di SLB BCD Nusantara Depok







Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...