Sabtu, 10 Desember 2022

Best Practice _ PPG DALJAB Kategori 2

 

LK 3.1 Menyusun Best Practices

 

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

 

Lokasi

SLB BCD Nusantara

Lingkup Pendidikan

SMPLB – Tuna Grahita Ringan

Tujuan yang ingin dicapai

Implementasi model PBL/ PjBL dan metode PECS dan demonstrasi pada praktik pembelajaran seni budaya, khusunya seni rupa membuat karya montase dengan efektif.

1.  Peserta didik mampu mengklasifikasikan alat dan bahan yang dipakai dalam penciptaan karya montase.

2.  Peserta didik mampu memahami prosedur membuat gambar fauna menggunakan teknik montase.

Penulis

Annisa Anggraini, S. Pd

Tanggal

25, November 2022

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

 

·      Berawal dari kondisi hambatan belajar peserta didik tuna grahita ringan berdasarkan hasil observasi di pertemuan sebelumnya.

·      Peserta didik berkebutuhan khusus tuna grahita ringan memiliki IQ 50-70 dikatakan memiliki kecerdasan di bawah rata-rata.

·      Hambatan intelektual yang dimiliki peserta didik tuna grahita ringan pada pembelajaran ranah pengetahuan dan keterampilan mengenai materi seni montase.

·      Peserta didik kurang memahami materi seni montase secara teori dan mempraktikkan keterampilan membuat karya tema fauna dan habitatnya dengan teknik montase, sehingga kegiatan pembelajaran kurang efektif.

·      Praktik ini penting untuk dibagikan:

1.  Memperlihatkan keberhasilan penerapan impelentasi praktik pembelajaran kepada rekan guru.

2.  Menunjukkan bahwa guru itu perlu belajar terus.

3.  Sebagai referensi bagi rekan sejawat yang mungkin memiliki permasalahan yang sama.

4.  Mengajak rekan sejawat mendorong diri sebagai peneliti, selain pendidik.  

·      Peran dan tanggung jawab saya untuk mencapai tujuan belajar ini memposisikan sebagai:

1.  Organisator, menciptakan proses edukatif pembelajaran seni montase yang dapat dipertanggungjawabkan.  

2.  Demonstrator, menguasai materi seni montase dan mampu memperagakan teknik seni montase yang akan diajarkan kepada peserta didik dengan baik.

3.  Fasilitator, menyediakan kemudahan dan kebutuhan belajar individu peserta didik tuna grahita ringan agar dapat memahami materi dan mempraktikkan teknik seni montase dengan baik.

4.  Pengelola kelas, mampu menguasai manajemen kelas di lingkungan belajar agar kegiatan belajar terarah pada tujuan pembelajaran yang dapat tercapai dengan efektif dan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperoleh hasil belajar yang diharapkan.

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

 

·      Kurangnya implementasi model dan metode pembelajaran pada hasil belajar peserta didik tuna grahita ringan mengenai materi montase, maka tujuan belajar peserta didik tuna grahita ringan belum tercapai.

·      Kemampuan belajar peserta didik tuna grahita ringan memiliki daya berfikir rendah, kurang fokus dan ingatan lemah, sehingga peserta didik tuna grahita ringan mengalami kesulitan dalam memahami materi seni montase dan mempraktikkan keterampilan membuat karya tema fauna dan habitatnya dengan teknik montase.

·      Misalnya, mengklasifikasikan alat dan bahan, dan memahami prosedur membuat karya montase.

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

·      Menghadapi tantangan dimulai aksi dari :

1.  Melakukan assesmen diagnostik pada latar belakang dan karakteristik belajar  individu peserta didik tuna grahita ringan

2.  Observasi proses belajar peserta didik tuna grahita ringan pada kegiatan pembelajaran di pertemuan sebelumnya.

3.  Mencari akar permasalahan.

4.  Menentukkan solusi melalui kajian literatur dan wawancara ke rekan sejawat atau pakar.

5.  Hasil assesmen dan observasi serta solusi digunakan untuk sebagai acuan dalam menyusun RPP dan strategi pembelajaran.

6.  Menentukkan strategi menggunakan pembelajaran yang berdiferensiasi dan dimodifikasi sesuai kebutuhan belajar peserta didik tuna grahita ringan.

7.  Memilih model PBL untuk ranah pengetahuan, model PjBL untuk ranah keterampilan dan metode PECS (Picture Exchange Communication System) dan metode demonstrasi dalam menyusun strategi yang telah ditentukkan dan mampu menyesuaikan kebutuhan belajar peserta didik tuna grahita ringan dalam proses praktik pembelajaran materi montase pada aspek pengetahuan dan keterampilan.

·      Berdasarkan strategi metode PECS dan demonstrasi, saya memilih media visual dan audio-visual berupa:

1.  Video audio-visual

2.  Gambar

3.  Karya fisik sebagai contoh

4.  Alat dan bahan ditampilkan secara fisik

5.  Kartu bergambar

6.  PPT

7.  Print out LKPD sebagai acuan petunjuk penugasan  





·      Setelah RPP disusun, saya mengimplementasikan model dan metode pembelajaran sesuai strategi telah disusun pada peserta didik tuna grahita ringan dalam pembelajaran seni budaya materi seni rupa montase serta sintak-sintak model pembelajaran yang dipilih berurutan.

·      Setelah kegiatan inti pembelajaran, saya melakukan evaluasi dan assesmen formatif dengan memberi beberapa pertanyaan lisan.

 

 

Aksi kegiatan pembelajaran model PBL:

 

Kegiatan pembuka: mengkondisikan kelas, salam, berdoa bersama, menyanyikan lagu Nasional, memberi motivasi, dan apersepsi.

 


 

Kegiatan Inti

Sintak 1: Orientasi peserta didik pada masalah.

 


 

Sintak 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.

 


 

Sintak 3: Membimbing penyelidikan individual

 

 


 

Sintak 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

 



Sintak 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

 


 Kegiatan Penutup: melakukan refleksi, menyimpulkan materi, menyampaikan rencana tindak lanjut, berdoa bersama, dan salam.

 


 

Aksi kegiatan pembelajaran model PjBL:

 

Kegiatan pembuka: mengkondisikan kelas, salam, berdoa bersama, menyanyikan lagu Nasional, memberi motivasi, dan apersepsi.

 


 

Kegiatan Inti

Sintak 1: Menentukkan proyek.

 


 

Sintak 2: Melaksanakan proyek, menyelesaikan proyek, dan monitoring.

 


Sintak 3: Mengevaluasi proses dan hasil proyek.

 


 

Kegiatan Penutup: melakukan refleksi, menyimpulkan materi, menyampaikan rencana tindak lanjut, berdoa bersama, dan salam.

 


 

Refleksi Hasil dan dampak

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

 

·      Setelah melaksanakan aksi kegiatan pembelajaran di pertemuan ini  menggunakan model PBL untuk ranah pengetahuan, model PjBL untuk ranah keterampilan, dan metode PECS dan demonstrasi serta menyediakan media kartu bergambar.

·      Hasil yang didapatkan adalah pembelajaran efektif. Peserta didik mampu mengelompokkan alat dan bahan dengan baik dan mampu menyelesaikan praktik membuat karya montase dengan tema fauna dan habitatnya dipilih secara mandiri.

·      Respon orang lain terkait strategi yang dilakukan adalah:

1.  Respon kepala sekolah sangat positif dan mendukung penuh atas kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan,

2.  Rekan sejawat positif dan ingin mencoba strategi yang saya lakukan,

3.  Dosen dan guru pamong memberikan respon positif dan menyarankan untuk mempertahankan strategi yang telah dilaksanakan.

·      Faktor keberhasilan strategi yang dilakukan adalah:

1.  Dukungan kepala sekolah dan rekan sejawat yang membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

2.  Pelaksanaan assesmen diagnostik peserta didik tuna grahita ringan pada karakteristik dan kebutuhan belajar seperti apa.

3.  Penguasaan pengelolaan kelas berdiferensiasi.

4.  Pemusatan perhatian dan motivasi peserta didik tersebut.

·      Pembelajaran dari proses tersebut membuat saya menyadari untuk dapat mencapai tujuan belajar peserta didik tuna grahita ringan mengenai materi montase:

1.  Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, sebaiknya melakukan assesmen diagnostik agar dapat menentukkan kebutuhan dan strategi pembelajaran yang akan digunakan berdasarkan akar penyebab masalah tujuan belajar tidak tercapai di pertemuan sebelumnya.

2.  Menjadi refleksi untuk kegiatan pembelajaran ke depannya lebih bervariasi, kreatif, inovasi dan menyenyakan bagi peserta didik tuna grahita ringan.

 

Hasil LKPD Aksi PPL siklus 1,2, dan 3 model PBL

 


 


Hasil LKPD Aksi PPL siklus 4 model PBL

 



Hasil Karya Aksi PPL siklus 3 model PjBL

 

 


 


Hasil Karya Aksi PPL siklus 4 model PjBL

 


 

 

 

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...