Kamis, 29 Oktober 2015

Gara-Gara Gengsi Masa Muda Berujung Kedapet Ditilang Polisi


Suatu pagi di rumah keluarga Hadiwiryatmaja. Hari Senin adalah hari biasa memulai kegiatan sekolah.
“Adit, pakai helm dan jaketmu dulu!”, seru Mama sambil membawakan helm dan jaket ke Adit di jam tepat sebelum berangkat ke sekolah.
“Tidak perlu, Ma. Adit tidak akan apa-apa”. Adit memalingkan mukanya ke Papa sedang mempersiapkan motornya untuk mengantar Adit ke sekolah SMA-nya.
“Dengarkan kata Mama untuk keselamatanmu, pakai helm dan jaketmu dulu. Lihat Papa sudah memakai helm dan jaket”, nasihat Papa.
“Ya...,Pa. Adit pakai”. Akhirnya Adit mengambil dan memakai helm dan jaket  atas nasihat orang tuanya.
“Mama, Adit berangkat ke sekolah”. Adit memberi salam pamit ke Mama.
Sesampainya di sekolah SMA tempat Adit bersekolah. Papa Adit menurunkannya tepat di depan pintu gerbang sekolah.
“Pa, Adit pamit dulu”. Adit melepaskan dan menyerahkan helm dan jaketnya ke tangan Papa.
“Tunggu Adit, pegang jaket dan helmmu di kamu saja. Tunggu Papa akan menjemputmu sepulang sekolah, oke?”. Adit mengangguk dan mematuhi kata-kata Papanya.
Setelah Papa Adit berangkat menuju ke kantornya untuk bekerja, Adit tiba-tiba disambut beberapa teman sekelasnya, Wayan dan Rama.
“Halo.. selamat pagi, Adit”, sambut mereka dengan kompak bersamaan. Adit merespon cepat, “Selamat pagi juga, Wayan, Rama”. Kemudian mereka masuk ke kelas.
Jam istirahat tiba, Adit menyempatkan dirinya ngobrol dengan Wayan dan Rama di kelas sambil duduk makan siang. 
“Adit, aku ada kabar baik”. Rama menyiku lengan kiri Adit. Adit pun penasaran dan bertanya.
“Apa kabar baik?”. Kelihatannya Wayan dan Rama melihat-lihat di sekelilingnya pelan-pelan seolah memeriksa situasi yang tepat, lalu Wayan mengucapkan beberapa kata ke Adit.
“Dit, hari Minggu besok kita diajak kakak kelas dari kelas XII-IPS ikut kegiatan lebih asyik, ngoes motor. Kamu mau ikut?”. Adit pun mengernyitkan dahinya setelah mendengar penjelasan Wayan.
“Ngoes motor itu asyik? Kamu serius? Kita baru kelas satu SMA usia 15 tahun”, komentar Adit nampak sedikit enggan dengan perkataan Wayan. Rama membujuknya.
“Dengarkan, Dit. Kita hanya punya kesempatan sekali seumur hidup untuk mencoba kegiatan itu. Kita anak muda harusnya menikmati masa muda. Kamu tidak akan tahu serunya kegiatan itu, bahkan lebih asyik dari permainan playstation di rumah”.
“Benarkah? Untuk apa ikut?”. Adit agak meragukan diri sendirinya.
“Untuk unjuk gengsi menikmati masa muda he..he.. Ayo ikut sekali saja, tapi  jangan kasih tahu ke orang tuamu”, kilah Rama.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...