Rabu, 20 Agustus 2014

From Nature To Nature

nature... 
beautiful nature in the village
so much green nature 
when I look at the blue sky
the clouds...
birds...
from under the gracious field of corn 


the warm sun...
at the field of corn
wow really gold
golden like the color of warm sun

Jumat, 14 Maret 2014

Pengalamanku di Kegiatan Mahasiswa Berprestasi 2014

Saat baru pulang sehabis beli buku kuliah di Gramedia, terus mampir ke warung makan bakmi PD untuk beli makan siang. Tiba-tiba, tablet samsung milik saya bergetar pas nyalakan sinyal internet. 

Nis.. kamu lagi di mana ??  kamu ditunggu sama dosen 
PING... PING....PING... *berkali-kali entah berapa banyak tak terhitung 

Sinthia, aku lagi di warung bakmi PD beli makan dulu 

ya, Nisa. aku tunggu ya 

Kututup chat masuk app line di tablet samsungku, beberapa menit pesanan makanan tak kunjung datang, mulai rasa gelisah dan pikiran bercampur. 

sebenarnya kenapa dosen manggil saya ?? 

Pesanan makanan masih bisa ditunggu. Jadi meminta ibu warung untuk nitip pesanan nanti bisa diambil lagi. Berangkatlah saya ke jurusan seni rupa, kampus A Universitas Negei Jakarta. 

Sesampainya di sana, kedatanganku disambut temanku, Rahil. lalu Rahil menemaniku ke ruang dosen untuk menemui dosenku, pak Jeki. Kulihat pak Jeki bersama beberapa senior mahasiswi jurusanku. Aku dipersilahkan duduk. 

Nis, kamu diikutkan di ajang seleksi mahasiswa berprestasi 2014 tingkat fakultas UNJ karena kamu mendapat ipk paling tinggi di jurusan seni rupa. 

Aku menggelengg sambil kaget tak percaya saya diikutkan jadi kandidat mahasiswa berprestasi tingkat fakultas bahasa dan seni mewakili jurusan seni rupa, tempat jurusanku tercinta menimba ilmu seni rupa. Aku pun masih ragu-ragu. 

Pak, kenapa penyandang tunarungu seperti saya diikutkan di mahasiswa berprestasi. saya belum yakin apakah kemampuanku bisa diikutkan atau tidak ? terlebih saya mempunyai kekurangan itu tidak bisa mendengar. 

Mendengar pernyataanku, senior mahasiswiku, kak Anis dan pak jeki dengan sigap menanggapi pernyataanku. 

Nis, walaupun kamu tunarungu gak bisa mendengar. kamu mempunya kelebihan itulah kamu ini istimewa. kamu pasti bisa! semua dosen di jurusan seni rupa telah setuju bahwa kamu dipilih ikut mahasiswa berprestasi, terlebih lagi kamu memiliki ipk yang paling tinggi.

Aku terperangah dan bercampur aduk senang dan kurang percaya diri. Apapun mesikpun saya penyandang tunarungu, aku tak akan mundur dan tetap maju menantang tantangan yang diikuti yaitu, mengikuti seleksi mahasiswa berprestasi 2014 tingkat fakultas bahasa dan seni, UNJ 

Selasa, 21 Januari 2014

Karya-Karyaku Desain Tekstil

Semester kemarin......
semester sebelumnya itu......... 
Saya ambil mata kuliah desain tekstil
Selama mengikuti mata kuliah desain tekstil itu...
Banyak tantangan berat kujalani dalam proses pengerjaan tugas desain tekstil Sering dibuat pusing dan kumat banget sama tugas-tugas desain tekstil ini
Semangat 45 kujalani...
nah ?? 

* puitis ya.... 



Alhamdulillah berhasil diselesaikan dengan penuh hasil usaha dan keringat saya, dapat nilai "A" untuk mata kuliah desain tekstil

*crying...~ that's really over.. but I am happy because I able take on my fav, textile design with my spirit of 45 



Ada dua karya desain tekstil yang telah saya buat :


1. Desain Struktur  ( Desain Tapestri ) 



Hasil Latihan, lumayan... good



Sketsa Terpilih

|
|
|
|
V

Finishing Point

***********



2. Desain Permukaan ( Desain Printing ) 

  • Pattern (pembuatan pola) menggunakan aplikasi illustrator


Tema : Pesona Kebudayaan Sumatera Barat

Sub Tema : Keunikan Rumah Gadang


Pattern Terpilih

Pattern Alternatif 1

Pattern Alternatif 2




  • Pattern diterapkan di produk tas jenis backpack 



Finishing point



Sabtu, 18 Januari 2014

[Kuliner Daihatsu] Menikmati Sensasi Pedas Ikan Bakar Dabu-Dabu Liang Manado

Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang heterogen tersebar ke seluruh daerah di wilayah negara Indonesia pada aspek adat istiadat, arsitek bangunan, karya seni kerajinan (cinderamata), kekayaan alam, dan aneka kuliner bercita rasa yang unik dan tak tertandingi.

Di Indonesia terdapat bermacam-macam makanan khas sesuai kebudayaan khas daerah setempat, termasuk aneka jenis macam-macam sambal buatan memiliki ciri khas di daerah masing-masing. Salah satunya, sambal olahan dari Manado adalah Dabu-Dabu Liang khas Manado yang dituangkan di atas ikan bakar. 

sumber : resepmasakanindonesia-1.blogspot.com


sumber : http://www.eresep.com/4512/10/resep-masakan-Dabu-dabu-recipes/

Ikan Bakar Dabu-Dabu Liang adalah makanan olahan khas daerah Manado yang terdiri dari ikan Tongkol ataupun jenis ikan yang diinginkan itu dibakar dengan sambal Dabu-Dabu Liang sebagai pelengkap sajian ikan bakar yang terlihat lezat, memiliki rasa sensasi pedas yang luar biasa dan menggiurkan bagi pecinta kuliner yang menyukai makanan pedas dan kaya cita rasa. 



sumbe r: http://dentistvschef.wordpress.com/tag/aneka-resep-sambal/

Dari mana asal usul makanan kuliner ikan bakar Dabu-Dabu Liang ? Mari kita telusuri asal-usulnya. Ikan bakar Dabu-Dabu Liang adalah makanan yang berasal dari desa Liang, kecamatan Kema Minut, kabupaten Minahasa Utara, Manado, provinsi Sulawesi Utara.   

Desa Liang yang terletak di pesisir pantai timur Sulawesi Utara yang berpenduduk sekitar 400 kepala keluarga dengan mata pencaharian nelayan, petani dan sedikitnya pegawai negeri sipil. Dilihat secara geografis desa Liang terletak di pesisir dan kebanyakan penduduk desa beprofesi nelayan yang dapat menangkap ikan di laut. 

Dengan adanya ikan hasil tangkapan dari laut berlimpah, penduduk setempat mengolah ikan tersebut dengan cara membakar ikan dibumbui dengan campuran mentega dan kecap serta membuat sambal Dabu-Dabu sebagai pelengkap dituangkan di atas hidangan kuliner bernama Ikan Bakar Dabu-Dabu Liang yang menjadi andalan kuliner di Manado. 

Dabu-Dabu Liang adalah bentuk sambal yang merupakan perpaduan dari beberapa bahan yaitu, cabe rawit, bawang merah, tomat, daun kemangi, dan penyedap rasa.  Tidak seperti sambal olahan lainnya yang ada, sambal Dabu-Dabu memiliki tampilan unik dan menarik. Hal yang membedakan antara sambal olahan lain dengan sambal Dabu-Dabu yakni, sambal Dabu-Dabu yang diolah dengan hanya mengiris-iris beberapa bahan bumbu dapur saja kemudian dicampurkan menjadi satu. Sedangkan sambal olahan lainnya yang bahan bumbu dapur hanya diulek atau diblender menjadi bentuk yang halus. Terlebih lagi, sambal Dabu-Dabu Liang tak kalah pedas dengan sambal olahan daerah lainnya.

Ikan Bakar dengan sambal Dabu-Dabu Liang dengan bahan ikan hasil tangkapan dari laut memiliki cita rasa yang enak dan unik serta tampilannya terlihat lezat dan menggiurkan. Siapapun yang makan ikan bakar Dabu-Dabu Liang akan merasakan sensai pedas yang luar biasa di lidah dan pasti akan mau makan lagi sampai perut terasa kenyang. Ini sangat luar biasa dan fantasis !!! 


Bagi pecinta kuliner, ayo berburu makanan ikan bakar Dabu-Dabu Liang khas Manado untuk mencicipi rasa ikan bakar dan merasakan sensasi pedas sambal Dabu-Dabu yang luar biasa ! 


Sumber :

 http://www.manadotoday.com/desa-lilang-dan-dabu-dabu-lilang/7731.html

http://www.vemale.com/kuliner/resep-makanan/13897-dabu-dabu-lilang.html













Kamis, 09 Januari 2014

Liburaaaaaan, I love it!

Akhirnya liburan panjang bagi mahasiswa seperti saya tiba walaupun cuma libur sebulan hehe...
Liburan yang saya manfaatkan untuk melepaskan rasa penat dan lelah akibat mendapat tantangan berat dari dosen saya dan tumpukan tugas-tugas kuliah akhirnya lunas semuanya. 

Alhamdulillah ... *tempar deh di atas lantai dan bersyukur sambil bersujud 

Liburan kali ini saya mencoba dimanfaatkan untuk mengisi waktu luang dengan kegiatan menggambar, menulis cerita atau novel, jalan-jalan ke tempat yang di mana ada suasana alam menyatu..misalnya ke Kebun Raya Bogor (gak usah jalan-jalan ke Mall toh, mending refresh di tempat yang sejuk nan hijau), coba-coba ikut lomba menulis cerita dan fotografi juga.. 

I love it! 

Ayo guys, manfaatkan dang ngisi waktu luang selama liburan panjang jadi merasa bergunakah diri anda dan tidak merasa bosan ? hehe 

Selamat berlibur semuanya..... J

Rabu, 08 Januari 2014

Jelajah Baduy part IV - END

Minggu, 9 November 2012

Saya bangun pagi untuk sholat subuh lalu tidur lagi. Sekitar pukul 6 pagi hari itu yang sungguh indah dan matahari sudah agak tinggi, saya bisa menghirup udara pagi yang sejuk dan dingin sambil meregangkan kedua tanganku. Saya segera menjemur bantal kecil kesayanganku di jemuran di bawah sinar terik matahari cukup panas.

Saya dan teman-teman memberes-bereskan isi barang-barang dan merapikan isi tas karena hari Minggu itu kami akan segera pulang ke Jakarta dan merindukan rumah kami masing-masing.

Setelah beres-beres dan merapikan segala isi ke dalam tas kami masing-masing, saya dan teman-teman disuruh keliling dan mengamati kegiatan aktivitas pagi yang dilakukan kaum wanita muda dan tua di perkampungan Baduy.

Saya bersama teman-teman dan senior-senior duduk-duduk di belakang rumah yang kami tempati dekat dengan tempat penumbuk padi. Suasananya sangat ramai walaupun jam menunjukkan pukul 8 pagi. Terlihat banyak ibu-ibu dan remaja perempuan ikut andil dalam kegiatan menumbuk padi bersama-sama di satu lesung (tempat padi ditumbuk) menggunakan alat penumbuk padi yang terbuat dari kayu tebal. 

Saya mengetahui dari senior yang mewawancari ibu dan nenek orang Baduy. Bahwa kegiatan menumbuk padi tersebut merupakan awal dari kegiatan adat tradisi yang diturunkan dari turun-temurun leluhur mereka yang masih dilakukan sampai zaman sekarang.

Salah satu kegiatan adat tradisi yang diawali menumbuk padi bersama-sama secara gotong royong di perkampungan Baduy Luar adalah acara pernikahan di kampung Baduy Luar. kegiatan menumbuk padi dilakukan 3 bulan sebelum acara pernikahan. Kegiatan adat tradisi ini berbeda dengan adat tradisi kampung Baduy Dalam.

Setelah itu, kami ke tempat sekretaris desa perkampungan Baduy Luar untuk berdiskusi dengan kepala desa dan sekretaris desa mengenai desa Baduy Luar dan Baduy Dalam dan kehidupan penduduk di perkampungan Baduy termasuk jumlah penduduk di per kampung Baduy yang tersebar di seluruh hutan di Desa Kanekes, Rangkasbitung, Banten yang sangat luas.

Matahari sudah semakin tinggi dan menunjukan hampir jam 1 siang. Setelah itu, kami berpamitan dengan para sesepuh kampung Baduy Luar kemudian kami juga berpamitan dengan seluruh penduduk kampung Baduy Luar. Tak lupa saya mengambil bantak kecil kesayanganku sudah dijempur anget-anget. 

Saya merasa akan merindukan suka duka selama tinggal di kampung Baduy Luar yang tidak ada listrik. Kemudian kami berkumpul dulu di masjid dekat kampung Baduy Luar untuk sholat dhuhur dan makan siang dulu sebelum pulang ke Jakarta.

Akhirnya angkot yang kami tunggu datang, sama seperti sebelumnya kami bersempit ria dan berpanas-panasan di dalam angkot sambil menyelusuri jalan naik-turun melewati hutan dan bukit serta menikmati pemandangan yang indah. 

Kami sampai ke stasiun Rangkasbitung, membeli tiket kereta untuk pulang cuma 2 ribu rupiah , menunggu kereta datang. Setelah kereta datang, kami langsung berlarian menghampiri kereta yang isinya sudah hampir separuh penuh. Kami pun kembali berpanas-panasan dan menikmati pemandangan indah di luar kereta. 

Sekitar dua jam, kami sampai di stasiun Tanah Abang dan pulang ke rumah masing-masing. Saya sudah dijemput om di depan stasiun Tanah Abang kemudian diantar pulang ke kosan saya.

Pengalaman berpetualang ke kampung Baduy Luar dan Baduy Dalam sungguh menyenyakan banget, sampai masih sekarang saya merindukan rasa suka duka konyol susah sampai shock culture selama waktu tinggal di kampung Baduy sementara. 

Hasil berpetualang ke kampung Baduy yang kami dapatkan adalah pengetahuan tentang kehidupan kampung Baduy yang sangat luar biasa di lingkungan kehidupan tradisional yang masih dipertahankan sampai sekarang dari generasi ke generasi selanjutnya. Aku sangat menghargai kehidupan mereka, kita dapat memetik nilai dan moral dari mereka.

Selain itu, kami mendapat rasa yang kram dan nyut-nyutan di seluruh badan kami terasa remuk membuat kami sulit berjalan bahkan sampai-sampai teman-teman kami menuliskan status konyol mengenai pengalaman dan betapa remuknya badan kami yang didapatkan selama berpetualang ke kampung Baduy di facebook hahahaha….  :) :) 



Cuplikan status teman kami di facebook :

“…..remuk banget, mana-mana tongkat yang aku butuhkan, jalannya sudah kayak nenek-nenek…..”

“….pengalaman ke kampung Baduy Luar sangat luar biasa dan menyenyakan walaupun yang kami dapatkan yaitu rasa remuk banget dan nyut-nyutan di kaki dan tanganku…..”

“….Adooww keriting banget rasanya badanku mau remuk…”



Mengasikan bukan ya ? hehe mari dicoba guys…
Selamat Berpetualang ke Kampung Baduy bagi yang ingin mencoba merasakan kehidupan suku Baduy Luar dan Dalam :) 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...