LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan,
Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi
|
SLB
BCD Nusantara |
Lingkup
Pendidikan |
SMPLB
– Tuna Grahita Ringan |
Tujuan
yang ingin dicapai |
Implementasi
model PBL/ PjBL dan metode PECS dan demonstrasi pada praktik pembelajaran
seni budaya, khusunya seni rupa membuat karya montase dengan efektif. 1.
Peserta didik mampu mengklasifikasikan alat dan
bahan yang dipakai dalam penciptaan karya montase. 2.
Peserta didik mampu memahami prosedur membuat
gambar fauna menggunakan teknik montase. |
Penulis
|
Annisa
Anggraini, S. Pd |
Tanggal
|
25,
November 2022 |
Situasi: Kondisi
yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk
dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini. |
·
Berawal dari kondisi hambatan belajar peserta didik
tuna grahita ringan berdasarkan hasil observasi di pertemuan sebelumnya. ·
Peserta didik berkebutuhan khusus tuna grahita
ringan memiliki IQ 50-70 dikatakan memiliki kecerdasan di bawah rata-rata. ·
Hambatan intelektual yang dimiliki peserta didik
tuna grahita ringan pada pembelajaran ranah pengetahuan dan keterampilan
mengenai materi seni montase. ·
Peserta didik kurang memahami materi seni montase
secara teori dan mempraktikkan keterampilan membuat karya tema fauna dan
habitatnya dengan teknik montase, sehingga kegiatan pembelajaran kurang
efektif. ·
Praktik ini penting untuk dibagikan: 1.
Memperlihatkan keberhasilan penerapan impelentasi
praktik pembelajaran kepada rekan guru. 2.
Menunjukkan bahwa guru itu perlu belajar terus. 3.
Sebagai referensi bagi rekan sejawat yang mungkin
memiliki permasalahan yang sama. 4.
Mengajak rekan sejawat mendorong diri sebagai
peneliti, selain pendidik. ·
Peran dan tanggung jawab saya untuk mencapai tujuan
belajar ini memposisikan sebagai: 1.
Organisator, menciptakan proses edukatif
pembelajaran seni montase yang dapat dipertanggungjawabkan. 2.
Demonstrator, menguasai materi seni montase dan
mampu memperagakan teknik seni montase yang akan diajarkan kepada peserta
didik dengan baik. 3.
Fasilitator, menyediakan kemudahan dan kebutuhan
belajar individu peserta didik tuna grahita ringan agar dapat memahami materi
dan mempraktikkan teknik seni montase dengan baik. 4.
Pengelola kelas, mampu menguasai manajemen kelas di
lingkungan belajar agar kegiatan belajar terarah pada tujuan pembelajaran
yang dapat tercapai dengan efektif dan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk
memperoleh hasil belajar yang diharapkan. |
Tantangan : Apa
saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang
terlibat, |
·
Kurangnya implementasi model dan metode
pembelajaran pada hasil belajar peserta didik tuna grahita ringan mengenai
materi montase, maka tujuan belajar peserta didik tuna grahita ringan belum
tercapai. ·
Kemampuan belajar peserta didik tuna grahita ringan
memiliki daya berfikir rendah, kurang fokus dan ingatan lemah, sehingga
peserta didik tuna grahita ringan mengalami kesulitan dalam memahami materi seni
montase dan mempraktikkan keterampilan membuat karya tema fauna dan
habitatnya dengan teknik montase. ·
Misalnya, mengklasifikasikan alat dan bahan, dan
memahami prosedur membuat karya montase. |
Aksi : Langkah-langkah
apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang
digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber
daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini |
·
Menghadapi tantangan dimulai aksi dari : 1.
Melakukan assesmen diagnostik pada latar belakang
dan karakteristik belajar individu peserta
didik tuna grahita ringan 2.
Observasi proses belajar peserta didik tuna grahita
ringan pada kegiatan pembelajaran di pertemuan sebelumnya. 3.
Mencari akar permasalahan. 4.
Menentukkan solusi melalui kajian literatur dan
wawancara ke rekan sejawat atau pakar. 5.
Hasil assesmen dan observasi serta solusi digunakan
untuk sebagai acuan dalam menyusun RPP dan strategi pembelajaran. 6.
Menentukkan strategi menggunakan pembelajaran yang
berdiferensiasi dan dimodifikasi sesuai kebutuhan belajar peserta didik tuna
grahita ringan. 7.
Memilih model
PBL untuk ranah pengetahuan, model PjBL untuk ranah keterampilan dan metode PECS
(Picture Exchange Communication System)
dan metode demonstrasi dalam menyusun strategi yang telah ditentukkan dan
mampu menyesuaikan kebutuhan belajar peserta didik tuna grahita ringan dalam
proses praktik pembelajaran materi montase pada aspek pengetahuan dan
keterampilan. ·
Berdasarkan strategi metode PECS dan demonstrasi,
saya memilih media visual dan audio-visual berupa: 1.
Video audio-visual 2.
Gambar 3.
Karya fisik sebagai contoh 4.
Alat dan bahan ditampilkan secara fisik 5.
Kartu bergambar 6.
PPT 7. Print out LKPD sebagai acuan petunjuk penugasan ·
Setelah RPP disusun, saya mengimplementasikan model
dan metode pembelajaran sesuai strategi telah disusun pada peserta didik tuna
grahita ringan dalam pembelajaran seni budaya materi seni rupa montase serta
sintak-sintak model pembelajaran yang dipilih berurutan. ·
Setelah kegiatan inti pembelajaran, saya melakukan
evaluasi dan assesmen formatif dengan memberi beberapa pertanyaan lisan. Aksi kegiatan pembelajaran model PBL: Kegiatan pembuka:
mengkondisikan kelas, salam, berdoa bersama, menyanyikan lagu Nasional,
memberi motivasi, dan apersepsi. Kegiatan Inti Sintak 1: Orientasi
peserta didik pada masalah. Sintak 2:
Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar. Sintak 3: Membimbing
penyelidikan individual Sintak 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Sintak 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Aksi kegiatan pembelajaran model PjBL: Kegiatan pembuka:
mengkondisikan kelas, salam, berdoa bersama, menyanyikan lagu Nasional,
memberi motivasi, dan apersepsi. Kegiatan Inti Sintak 1: Menentukkan
proyek. Sintak 2: Melaksanakan
proyek, menyelesaikan proyek, dan monitoring. Sintak 3: Mengevaluasi
proses dan hasil proyek. Kegiatan Penutup:
melakukan refleksi, menyimpulkan materi, menyampaikan rencana tindak lanjut,
berdoa bersama, dan salam. |
Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana
dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya
efektif? Atau tidak efektif? Mengapa?
Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang
menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang
dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut |
·
Setelah melaksanakan aksi kegiatan pembelajaran di
pertemuan ini menggunakan model PBL
untuk ranah pengetahuan, model PjBL untuk ranah keterampilan, dan metode PECS
dan demonstrasi serta menyediakan media kartu bergambar. ·
Hasil yang didapatkan adalah pembelajaran efektif.
Peserta didik mampu mengelompokkan alat dan bahan dengan baik dan mampu
menyelesaikan praktik membuat karya montase dengan tema fauna dan habitatnya
dipilih secara mandiri. ·
Respon orang lain terkait strategi yang dilakukan
adalah: 1.
Respon kepala sekolah sangat positif dan mendukung
penuh atas kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, 2.
Rekan sejawat positif dan ingin mencoba strategi
yang saya lakukan, 3.
Dosen dan guru pamong memberikan respon positif dan
menyarankan untuk mempertahankan strategi yang telah dilaksanakan. ·
Faktor keberhasilan strategi yang dilakukan adalah: 1.
Dukungan kepala sekolah dan rekan sejawat yang
membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan pembelajaran. 2.
Pelaksanaan assesmen diagnostik peserta didik tuna
grahita ringan pada karakteristik dan kebutuhan belajar seperti apa. 3.
Penguasaan pengelolaan kelas berdiferensiasi. 4.
Pemusatan perhatian dan motivasi peserta didik
tersebut. ·
Pembelajaran dari proses tersebut membuat saya
menyadari untuk dapat mencapai tujuan belajar peserta didik tuna grahita
ringan mengenai materi montase: 1.
Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, sebaiknya
melakukan assesmen diagnostik agar dapat menentukkan kebutuhan dan strategi
pembelajaran yang akan digunakan berdasarkan akar penyebab masalah tujuan
belajar tidak tercapai di pertemuan sebelumnya. 2.
Menjadi refleksi untuk kegiatan pembelajaran ke
depannya lebih bervariasi, kreatif, inovasi dan menyenyakan bagi peserta didik
tuna grahita ringan. Hasil LKPD Aksi PPL siklus 1,2, dan 3 model PBL Hasil LKPD Aksi PPL siklus 4
model PBL Hasil Karya Aksi PPL siklus 3 model PjBL Hasil Karya Aksi PPL siklus 4 model PjBL |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar